Berlari Tanpa Dia (1)

Sabtu, 8 Januari 2012

Pelajaran

Dongkol. Berbagai sudut rumah sudah kuperiksa, tapi si putih–sepatu putih milikku–tak terlihat juga. Sudah kutanyakan pada penghuni rumah, tapi tak seorangpun tahu dimana ia berada. Padahal sepatu itu adalah satu-satunya sepatu olahraga—layak pakai—milikku yang sengaja  kutinggalkan di rumah agar dapat kupakai untuk berlari ketika aku ‘pulang’. Dan di saat aku sibuk mencari si putih, waktu terus melaju. “Ah, pasti sudah terlambat…, tapi aku harus berlari hari ini!”, pikirku. Di tengah keputusasaanku untuk mencari si putih, kuambil si hitam, sepatu sneakers—yang tentu saja berwarna dominan hitam—berukuran raksasa yang biasa kupakai dan memutuskan untuk berlari menggunakannya. “Lebih baik bersepatu daripada tidak sama sekali.”, pikirku saat itu.

Setelah siap dengan sepatu hitam dan pakaian olahraga, kulangkahkan kaki keluar rumah. Dan seperti yang sudah kuduga sebelumnya, matahari telah bergerak jauh meninggalkan horizon dan mulai menghangatkan permukaan bumi yang semalam ia tinggalkan. Dengan agak malas, aku menggerakkan dan meregangkan tubuhku untuk memicu kenaikan suhu serta membuatnya lebih siap berlari jauh.

Setelah merasa cukup siap, aku langsung berjalan menuju jalan raya yang tepat berada di depan perumahan tempat keluargaku tinggal. Jalan tersebut merupakan salah satu jalan yang menghubungkan Kabupaten Klaten dan Kabupaten Sukoharjo. Di pagi hari, jalan itu selalu ramai dilalui pelajar dan pekerja yang menuju ke arah Sukoharjo kota. Sedangkan untuk rute lari, biasanya aku menuju ke arah yang berlawan dengan mayoritas pengguna jalan di pagi hari, menuju perbatasan Sukoharjo-Klaten yang dipisahkan sungai Bengawan Solo.

Karena jalan raya di pagi itu begitu ramai dan kurang kondusif untuk berlari, aku memutuskan untuk mengganti rute. Setelah sekitar 50 meter melewati jalan raya, aku berbelok ke jalan kecil yang berada di antara areal persawahan. Jalan itu tak terlalu lebar, hanya menyisakan sedikit sekali ruang jika sebuah mobil lewat di atasnya. Selain itu jalannya juga berbatu-batu, olahan aspalnya rusak di berbagai sisi. Tapi suasana yang asri di sekelilingku membuatku tak terlalu peduli dengan jalan yang kupijak dan terus berlari.

Tak sampai 15 menit, areal persawahan di samping kanan-kiriku berganti jadi permukiman penduduk desa. Terlihat beberapa penduduk yang sedang melakukan berbagai aktifitas. Aku yang berlari diantara rumah-rumah mereka merasa agak canggung karena tak terbiasa lari di kawasan tersebut. Selain itu aku pun kurang percaya diri dengan penampilanku saat itu—berlari dengan sepatu hitam itu…terlihat konyol. Namun karena aku sudah terlanjur memasuki daerah itu, terus kupaksa diriku untuk berlari.

Menjelang menit ke-30, tiba-tiba kakiku terasa begitu berat untuk melangkah, padahal biasanya aku mampu berlari jauh lebih lama. Terus kupaksa diriku untuk berlari, namun pada akhirnya aku menyerah. Aku mengurangi kecepatan dan mulai melangkah menuju rumah yang berjarak cukup jauh dari tempatku berada saat itu. Sambil melangkah, aku mencoba mengevaluasi diri, merenungkan mengapa performaku saat itu benar-benar… payah.

Dari evaluasi diri singkat tersebut, dapat kusimpulkan beberapa hal. Pertama, sneakers memang tidak didesain untuk olahraga lari, apalagi lari jarak jauh. Meski ia kurang nyaman saat digunakan untuk berlari, sepertinya aku baru menyadarinya saat kedua kakiku benar-benar terasa berat. Kedua, lari—dan olahraga lainnya—tidak hanya tentang fisik, tetapi juga tentang mental. Selain kondisi fisik, kondisi psikis seseorang juga sangat mempengaruhi performanya dalam olahraga dan hal itu dapat aku rasakan. Sepertinya kombinasi antara rasa dongkol, canggung, dan tertekan yang kualami berpengaruh pada performa fisikku.

Jadi, untuk mendapatkan performa yang optimal dalam olahraga, kita harus memperhatikan beberapa hal yang biasanya dianggap kurang penting seperti kondisi psikis kita. Berusahalah untuk melepaskan beban mental dan nikmatilah kegiatan olahraga yang kalian lakukan. Selain itu, persiapkan juga perlengkapan yang membantu anda dalam berolahraga, seperti sepatu, pakaian yang sesuai, dll. Pastikan juga bahwa perlengkapan tersebut nyaman saat dipakai berolahraga. Selamat berolahraga! :)